Materi SBdP
Kelas 5 Tema 8 Subtema 2
Menganal Pola Lantai Dalam Tarian
Ø Pola lantai adalah garis imajiner yang dilalui oleh penari pada saat
melakukan gerak tari. Pola lantai merupakan garis yang dibentuk oleh formasi
penari kelompok.
Ø Garis imajiner yang dilalui oleh penari saat melakukan gerak tari
disebut pola lantai. Pola lantai merupakan garis imajiner yang dibuat oleh
formasi penari kelompok
Ø Pola lantai berupa garis lurus atau garis lengkung.
Ø Bentuk pola garis lurus dapat dikembangkan menjadi berbagai pola lantai,
di antaranya horizontal, diagonal, garis lurus ke depan, zig-zag, segitiga,
segi empat, dan segi lima.
Ø Bentuk pola garis lengkung dapat dikembangkan menjadi berbagai pola lantai,
di antaranya lingkaran, angka delapan, garis lengkung ke depan, dan garis
lengkung ke belakang.
Ø Perhatikan bentuk pola lantai yang dilalui penari di bawah ini!
Bentuk pola lantai yang dibuat formasi penari di bawah ini!
Ø Tarian daerah menggambarkan tradisi dan tata cara kehidupan penduduk di
suatu daerah.
Ø Gambar dan nama tari
Ø Iringan Tari
- Iringan internal adalah iringan tari yang berasal dari tubuh manusia seperti tepukan tangan, hentakan kaki, dan suara-suara dari mulut (siulan atau nyanyian)
- Iringan eksternal adalah iringan tari yang menggunakan alat musik ada yang berupa alat musik tradisional/alat musik modern, serta iringan lagu yang diputar dari tape recorder
Ø Makna Pola lantai pada tari daerah :
- v Tari Bedhaya berasal dari Yogjakarta. Pada Tari Bedhaya ada pola lantai yang dikenal dengan nama rakit lajur. Pola lantai rakit lajur bermaksud menggambarkan lima unsur yang ada pada diri manusia, yaitu cahaya, rasa, sukma, nafsu, dan perilaku. Berdasarkan koreograinya tari Bedhaya termasuk jenis tari klasik.
- v Tari Jaran Kepang berasal dari Jawa Tengah/Yogjakarta. Tari ini memiliki pola lantai horisontal, namun tidak memiliki makna apapun. Berdasarkan bentuk koreografi termasuk dalam jenis tari rakyat.
Kelas 5 Tema 8 Subtema 3
Menjelaskan Pengertian dan Ciri-ciri Gambar Cerita
Ø Gambar cerita adalah gambar yang menunjukkan
kegiatan orang-orang atau binatang-binatang dalam suatu peristiwa.
Ø Ciri-ciri karya gambar cerita
- v Memperjelas ide cerita atau narasi.
- v Memberikan gambaran singkat isi tulisan atau cerita yang disampaikan.
- v Menambah nilai keindahan sajian sebuah tulisan atau cerita
- v Menceritakan urutan beristiwa
- v Memuat gambar lebih banyak daripada teks cerita
Ø Menggambar cerita dapat dilakukan dengan teknik kering atau teknik
basah. Teknik kering menggunakan media pensil, arang, kapur, krayon, atau bahan
lain yang tidak memerlukan air atau minyak. Sebaliknya, teknik basah
menggunakan media berupa cat air, cat minyak, tinta, atau media lain yang
memerlukan air atau minyak khusus sebagai pengencer.
Ø Perhatikan gambar cerita di bawah ini!
- v Gambar tersebut merupakan cuplikan dari buku cerita bergambar yang berjudul “Kakek Bangau yang Baik Hati”. Buku tersebut menceritakan sebuah sawah yang kekeringan. Ketam dan katak yang biasa hidup di situ menjadi sangat tersiksa. Mereka meminta pertolongan kepada Kakek Bangau. Merasa iba, maka Kakek Bangau terbang berkeliling mencarikan tempat berair bagi ketam-ketam dan katak-katak. Akhirnya Kakek Bangau menemukan sebuah telaga, lalu dipindahkannya katak-katak dan ketam-ketam ke telaga itu.
Ø Perhatikan gambar cerita di bawah ini!
- v Gambar di atas merupakan gambar dari sebuah cerita tentang seorang anak yang tidak mau bekerja sama dengan temannya dalam menyelesaikan tugas mewarnai.
Ø Langkah-Langkah Membuat Gambar Cerita
- v Persiapan Bahan dan Alat
- v Menentukan Tema
- v Pembuatan Sketsa
- v Penyelesaian Gambar